SEORANG kawan pernah bertanya kenapa anak-anak menjadi nakal bahkan berani kepada orang tua. Padahal secara materi, anak-anak itu mendapat cukup fasilitas. Pendidikan tinggi, kendaraan yang bagus, hingga uang jajan yang lebih dari cukup. Saya tak sempat menjawab, tapi kawanku itu kemudian melanjutkan sendiri dengan gumam yang diiringi desah nafas yang panjang. “Apakah ini semua karena harta yang aku berikan berasal dari jalan haram?”
Apakah susu dari hasil mencuri nilai gizinya dapat berkurang? Apakah vitamin yang ada dalam segelas susu atau sesendok madu akan hilang hanya karena mencuri? Pertanyaan ini mungkin memerlukan diskusi panjang.
Saya meyakini bahwa gizi atau vitamin dan semacamnya adalah di antara bagian dari keberkahan. Bila keberkahan (blessing) dapat disebut sebagai suatu energi, maka energi itu dapat turun pada bentuk kekuatan, kesehatan, semacam vitamin dan kandungan gizi. Mungkin susu halal dan haram yang diminum anak kita sama-sama memiliki kandungan gizi yang sama, tapi untuk soal keberkahan hanya susu halal yang diperoleh dengan jalan halal saja yang mempunyai keberkahan. Dari keberkahan itu melahirkan keselamatan dan kesalihan. Tentang keberkahan dan api neraka, menarik untuk dikaji adalah doa yang sunnah kita baca menjelang santap makan, “Ya Allah, berkahilah kami lalu rizki yang engkau berikan pada kami, dan lindungi kami dari apa neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar