16/04/10

Indahnya Negeriku

kau datang dengan lembut bahkan tak pernah membawa pentungan
kau menyapaku dengan senyum dan salam kasih sayang

kami, hanya bisa bayar pajak untuk kau belikan sepatumu
dan biarkan kepala kami kau kau jejak dengan sepatumu
kami sangat menyintaimu
kami rindu sikap kasarmu
karena memang itu yang kami rindu

15/04/10

Bukan Sekadar makam

Perihal kerusuhan berdarah yang berlangsung di sekitar Makam Mbah Priok menurut saya tidak mengagetkan. Biasa saja. Peristiwa ini sudah “sepatutnya” terjadi. Saya sebut sepatutnya bukan dalam ranah etika, tapi dalam ranah logika. Tak mungkin ada asap kalau tak ada api, bukan? Kerusuhan tak mungkin berlangsung bila dimulai dengan pendekatan bijak tanpa unsur Gayus atau pun Markus.


Tentu saja tak bijak jika kesalahan peristiwa ini hanya dibebankan kepada Satpol-PP. Karena rakyat yang ada di sekitar makam pun turut terlibat melakukan aksi kekerasan yang serupa. Tapi untuk rakyat, tak mungkin melakukan aksi brutal kalau tanpa sebab. Dan pada momen kali ini sebab yang menjadi pemicu cukup mantap dan ideal, sebuah situs yang dikeramatkan sebagian umat Islam. Warga sekitar sangat mengerti benar tokoh yang dimakamkan di sana. Mbah Priok yang bernama komplit Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Husain Ass Syafi'i Sunnira ini, diyakini sebagai wali sehingga banyak dikunjungi bukan hanya oleh warga sekitar tapi juga dari masyarakat luar Jakarta.

07/04/10

Warung Kopi

Kopi Tubruk
Suatu ketika, Bagong mengunjungi warung kopi milik Togok yang letaknya tak jauh di perempatan jalan. Carefour, demikian kata Jhon Reno. Sampai di warung kopi, Bagong mencari tempat duduk yang dianggap paling aman dan nyaman. Sambil mesam-mesem, Bagong menyapu pandangannya di sekeliling warung kopi. Ah, jangan warung kopi deh, tapi Cafe. Kedatangan Bagong tentu saja diketahui Togok. Dengan semangat marketing yang membara, Togok datang menghampiri Bagong.

04/04/10

DIVINE - Korn

I hide, only to defy you
Take away the only love inside you
I see your face through everyone
Inside I've just begun


02/04/10

Melaut

menjadi terdakwa yang tak pernah punya kesempatan,
seperti ikan di laut yang dianggap asin.
meyakini sesuatu yang dianggap paling benar,
seperti minum air laut yang dianggap paling bisa melepas dahaga.

mungkin harus menjadi laut, agar dapat menerima aliran sungai dan bengawan dari mana pun.
agar dapat menampung segala satwa dan segala yang ada di dalamnya.
hai, kau yang ada di sungai itu. aku tunggu datangmu di kedalaman lautku

dari mana pun asal mata airmu,
pulang dan pulanglah di kedalaman lautku
aku menunggu...aku menunggu...