17/11/10

Mak

Mak, apa kabarmu?
adakah Mak di sana menyediakan teh manis untuk bapak?
Mak, di sana bagaimana kabar bapak?
apakah bapak masih merokok dan membaca buku?

Mak, aku masih di sini
masih di Jakarta yang sering kau bilang ramai itu, Mak
Aku masih menjaga pesanmu untuk tidak korupsi dan manipulasi, Mak
paling aku masih sempat mencuri buku-buku, Mak
aku masih suka membaca, Mak
Maaf ya, Mak...


Mak, terima kasih atas semua sentuhan dan pesanmu
sampaikan juga terima kasihku kepada bapak
saya bersyukur bapak sempat mengajariku beberapa jurus sakti
aku kini tak pernah takut lagi, Mak
ya, kepada siapa pun aku tak takut

Tapi, Mak
aku kini ketakutan, Mak
aku takut ketika aku bertemu sesama
tapi tak pernah punya senyum dan nurani
yang tak pernah menghargai jiwa-jiwa manusia
yang  tak peduli pada keluhuran budi dan makna
itu yang aku takuti, Mak

Mak,aku makin ketakutan
Aku lebih takut lagi pada mereka yang selalu merasa benar dan suci sendiri
yang selalu ingin dimintai maaf tapi tak pernah minta maaf pada orang lain
yang selalu merasa paling berjasa tapi tak pernah mengingat jasa orang lain
yang selalu merasa paling berani di atas ketakutan-ketakutan orang lain
hanya itu yang aku takuti, Mak

Mak,
Lalu kapan kau akan ajak aku sana?
Bertemu bapak, bertemu paman, bertemu Wak juga kakek
Kapan, Mak? di sini terlalu ramai!

Aku ingin sepi yang sudah kau rasakan itu, Mak
Sepi tanpa nafsu dan mimpi-mimpi, Mak.


::wongdzolim
17 [11]10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar