12/12/12

Menyentuh Bintang, Menginjak Rembulan, Menembus Bumi

Semalam, aku diajak terbang. Tapi entah oleh siapa
Ia mengenakan kaos hijau dan bercelana jeans hitam
Wajahnya adem,
senyumnya kalem,
dan sentuhannya membuatktu tentrem

selama terbang, tanganku masih bersalaman dengannya
tapi anehnya, aku tak berani bertanya:
mau kemana? kamu siapa?
rasanya, percuma aku mengajukan tanya.
Karena kedamaian dan kebahagiaan telah menenggelamkan segala logikaku

anehnya, selama aku terbang aku tidak merasakan desir angin
meskipun dengan jelas aku saksikan debur samudera
dengan gelombang yang terus menerjang menghampiri pantai
meskipun aku saksikan gunung-gunung,
yang ketinggiannya melebihi gedung-gedung
ya, tak ada udara lagi di sini, pikirku

saat kakiku menjejak di atas rembulan
aku dengan jelas bisa melihat matahari dan bumi sekaligus
beberapa planet lain juga aku saksikan
sepi...

bahkan rasa sepi itu kurasakan benar dalam jantungku
ah, jantungku berhenti
nafasku terhenti
dan tubuhku seperti tak punya arti

lalu cahaya semakin benderang
terlebih ketika aku semakin dekat dengan bintang-bintang
tapi aku pun dapat merasakan kegelapan

semakin tinggi terbang, semakin sepi rasanya
tapi tak lama, aku mendengar riuh suara manusia
persis seperti riuh di pasar, atau di supermarket

beberapa orang sedang duduk
sedang berjalan
sedang menyajikan hidangan
bahkan sebagian lain sedang bercanda

selama itu pula, sosok misterius yang menggandengku terbang tak juga angkat bicara
tapi entah mengapa, aku tiba-tiba mengenal setiap sosok yang aku saksikan

Bukankah itu Adam? Bukankah itu Ibrahim?
Oh, itu adalah Nuh
Aku yakin, itu adalah Yusuf.
Nah, kalau yang itu pasti Musa.
Dan itu tak lain adalah Isa.
Ah, aku melihat semua dari mereka
Dan, dada ini begitu bergetar
terlebih ketika di antara mereka melihatku
lalu melambaikan tangan kepadaku

Tapi,
dimana Muhammad?

Genggaman tangannya semakin erat menyalamiku
Aku semakin melesat, cepat dan entah menembus berbagai warna dan cahaya
Tiba-tiba aku merasakan panas sekligus dingin
Aku juga merasakan takut sekaligus berani
Aku juga merasakan sedih sekaligus gembira
Aku tak bisa lagi membagi dan menakar segala rasa yang datang silih berganti
Karena setiap rasa itu datang begitu cepat. Sangat cepat!

Bila sebelumnya aku menyaksikan bintang-bintang,
planet-planet, cluster-cluster, bahkan nabi-nabi
kini yang aku saksikan adalah kumpulan diriku sendiri
aku tak bisa menghitung berapa jumlah diriku dalam pandanganku

aku saksikan sendiri,
adanya sosok diriku yang sedang murung
bahagia, kecewa, sedih, terpukau, terhina,
bahkan marah, dendam, dan menakutkan

mungkin ada seribu diriku
oh, sejuta diriku
entahlah...aku tak bisa menghitung lagi
di sana, aku lupa angka-angka

tiba-tiba,
genggaman erat tanganku terlepas
dan aku tidak lagi menjumpai sosok lelaki berkaos hijau dan bercelana jeans

dalam hitungan rasa
aku meluncur, menukik ke bawah
sangat cepat bahkan terlalu cepat!

Semua yang aku saksikan ketika naik tadi, aku saksikan kembali
Tapi semua berlangsung dengan sangat cepat.
Sampai aku merasakan dentuman yang sangat keras
Aku jatuh di bumi,
tapi aku tak berhenti di muka bumi,
karena aku merasakan terus menembus dan menembus ke dalam bumi

dan aku pun lenyap
yang dirasakan hanya benih
Mungkin ini saripati tanah yang sering dibahas orang-orang di muka bumi

Dan di dalam aliran saripati itu,
sosok berkaos hijau dan bercelana jeans itu kembali hadir.
Dia tersenyum,
lalu menepuk, “Sadarlah.”

12/12/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar