11/10/10

Ayo Investasi Kebencian! Mudah Lho...

Jika ditanya kabar terakhir Indonesia, apa kira-kira jawaban yang paling tepat, ya? Ternyata tak ada jawaban yang pasti. Kita bisa saja bilang kabar terakhir Indonesia kalah telak, 1 - 7 dari Uruguay. Atau mungkin banjir di Papua sana yang masih menyisakan tanya. Tolongin aja dulu, ribut gara-gara banjirnya nanti saja  diseminarkan. Atau barangkali kabar para ahli dan pakar banjir, pakar kemacetan, hingga para sedulur teroris yang masih simpang siur. Simpang siur dalam soal memperjuangkan apa, atau juga simpang siur itu yang ditangkap memang teroris atau bukan. Tapi dari semua kabar yang ada—yang biasanya hanya bias diperoleh dari media elektronik atau surat kabar—setidaknya kabar Indonesia masih something like that.

Soal something like that ini, disadari atau tidak kita sama-sama punya andil besar dalam menebar dan menanam kebencian dimana-mana. Ternyata, proyek besar yang sedang diselenggarakan bangsa ini adalah menanam pohon-pohon kebencian. Hitung saja kebencian kita yang sudah terlalu menumpuk. Satpol PP misalnya kini menjadi institusi yang masih diincar banyak pihak karena arogansi mereka dan cara mereka yang seringkali kurang solutif. Belum lagi sedulur-sedulur polisi. Semua orang sudah tahu, bahkan mungkin anak kecil juga tahu, bahwa hanya polisi tidur saja yang paling jujur dan nerimo. Polisi tidur memang bertugas untuk rebahan di jalan, ia melintang tak kenal panas atau pun hujan. Siapa pun yang melintas, polisi yang satu ini pasti pasrah dan santai-santai saja. Apa lagi? Kehakiman? Kejaksaan? Perpajakan? Pendidikan? Semua menjadi lahan subur penanaman biji-biji benci.

Masih something like that, tulisan ini sebenarnya mencoba mengurai sedikit apa yang diaami kawan saya, saudara Nasution. Doi yang bejibaku pada buku-buku di took Gerak-gerik ini sedikit banyak bercerita singkat. Tion, demikian nama akrabnya, mengalami sendiri bagaimana nasib para pasien di rumah sakit yang seringkali terlantar. Mereka terlantar ketika luka atau sakit para lalu terpaksa dating ke rumah sakit pemerintah yang something like that itu. Terlantar! “Kau punya uang berapa?” “Siapa yangtanggungjawab dengan pasien ini?” “Kalau mau berobat tolong bayar dulu.” “Operasi bisa berjalan, tapi para dokter masih bertugas di rumah sakit swasta.” “Sudah, lebih baik dibawa ke rumah sakit lain, di sini tidak sanggup.” “Ohya, Anda sendiri kan yang meminta pulang, bukan kami!”

Itu hanya yang saya ingat. Selebihnya, something like that! Pertanyaan lanjut adalah, sudahkah Anda menanam kebencian pada sesame? Ini lagi trend! Jadi sangat penting untuk segera ditebarkan. "Insya Allah, keadilan Indonesia…jauh."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar