17/03/11

OMONG KOSONG!!!

Pesan pertama sebelum membaca note ini adalah, tolong jangan percaya kepada tulisan yang saya susun ini. Tulisan ini dibuat sangat ngelantur alias tidak punya dasar sama sekali. Semua yang ada pada tulisan ini hanya bualan alias omongkosong. Maka, untuk apa Anda meneruskan membaca tulisan ini? Bukankah Anda tidak suka omongkosong? Sudahlah, hentikan saja Anda membaca tulisan ini. Kenapa? Ya tadi, karena tulisan ini sangat tidak penting dan tidak perlu. Yang pasti, hanya akan membuang waktu Anda yang berharga.

Daripada Anda membaca tulisan ini, lebih baik Anda melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Mungkin Anda bisa membuat status baru, atau mungkin Anda dapat mengingat satu per satu siapa saja orang-orang yang pernah berjasa kepada Anda. Kecuali, kalau Anda sendiri suka omongkosong, atau hal-hal yang tidak bermakna. Terserah saja kalau begitu. Toh Anda punya hak untuk membaca atau tidak. Tapi sekali lagi, menurut saya, sebaiknya Anda tidak usah meneruskan membaca note ini. Serius! Sangat tidak penting!
Ah, aku tidak menyangka kalau Anda masih mau membaca tulisan ini. Apakah Anda penasaran? Penasaran kepada hal apa? Bukankah sudah saya sampaikan sejak awal bahwa tulisan ini tidak ada manfaatnya sama sekali? Baiklah, kalau Anda masih mengikuti, saya akan teruskan omongkosong ini.

NAFAS
Pernah mendengar kata nafsu? Kata ini sering dikaitkan dengan keinginan atau obsesi yang berlebihan. Padahal, setiap kemauan melakukan apapun dapat disebut sebagai nafsu. Jadi, kata nafsu bisa digunakan pada beberapa kalimat berikut, seperti orang yang punya nafsu makan, nafsu politik, nafsu membunuh, termasuk juga nafsu ibadah, nafsu menjadi salih, hingga nafsu menolong orang-orang yang tidak beruntung.
Sebagai kata yang berasal dari Bahasa Arab, sampai saat ini saya belum menemukan padanan kata nafsu dalam bahasa Indonesia. Kata nafsu sendiri dalam Bahasa Arab terdiri dari n-f-s. Kata ini sering diartikan sebagai “diri”ketimbang nafsu dalam penggunaan bahasa Indoensia. Maka, pada kalimat jihadu al-nafs, lebih tepat diartikan sebagai memerangi diri, daripada memerangi hawa nafsu. Anehnya lagi, kata nafs ini juga dalam bahasa Indonesia menghasilkan kata nafas. Kalau nafs, adalah nafas, maka jihad al-nafs artinya adalah memerangi nafas.
Maka, berhentilah bernafas. Tutuplah mulut dan hidung Anda saat ini juga, kalau memang Anda berani melawan Nafas. Apalagi dalam ritus puasa sering dikatakan sebagai upaya menahan dan meredam nafsu. Maka secara ngawur yang dimaksud dengan puasa sesungguhnya adalah menahan nafas atau meredam nafas. Artinya, kalau Anda sudah menghela nafas dalam-dalam, menahan nafas karena menyaksikan atau merasakan berbagai peristiwa, maka sesungguhnya Anda sedang berpuasa. Gimana? Bukankah ini satu omongkosong yang tidak perlu dipercaya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar